🌙 Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Resensibuku Ayah kisah buya Hamka. Inilah kisah Irfan Hamka sebagai penulis bersama ayahnya, Buya Hamka yang sarat makna kehidupan. salah satu karyanya yang terkenal nadalah Tenggelamnya kapal Van der Wijck. Pernah suatu ketika sang penulis, Irfan Hamka memberikan kesaksiannya, ketika ada Jin penunggu rumahnya yang diajak berdialog oleh Kritikussastra Indonesia Bakri Siregar menyebut Van der Wijck sebagai karya terbaik Hamka, meskipun pada tahun 1962 novel ini dituding sebagai plagiasi dari karya Jean Baptiste Alphonse Karr. Diterbitkan sebagai novel pada tahun 1939, novel ini terus mengalami cetak ulang sampai sekarang. Novel ini juga diterbitkan dalam bahasa Melayu sejak NovelTenggelamnya Kapal Van der Wijck disebut sebagai jiplakan dari novel Magdalena karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluthi, seorang penulis Mesir. Namun, ketika Pramoedya mendapati putrinya, Astuti hendak menikahi seorang peranakan etnis Tionghoa berbeda agama, Pram meminta Astuti membawa calon suaminya itu untuk belajar Islam kepada Hamka. Dalam BfjHe. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Identitas BukuJudul Tenggelamnya Kapal Van der WijckPenulis HamkaPenerbit Gema InsaniTahun terbit 2017ISBN 978-602-250-416-0Dimensi buku 20,5 cm x 14,4 cmJumlah halaman 260 halamanSudah tidak asing lagi dengan buku yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”, buku fiksi yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1938 ini mengisahkan dua sejoli yang memiliki nasib malang, menarik perhatian pembaca sehingga dibuatlah film dengan judul yang sama dengan buku tersebut. Di balik kesuksesan karangan tersebut terdapat seorang penulis yang legendaris yaitu Abdul Malik Karim Amrullah yang orang - orang kenal dengan panggilan Hamka. Hamka yang merupakan Ulama, jurnalis, dan sekaligus aktivis Islam memiliki ciri khas pada setiap karya yang dituliskannya. Ia kerap meninggalkan unsur keagamaannya yaitu Islam ke dalam buku yang dituliskannya. Tidak hanya itu, ia juga menyisipkan rasa cinta kebangsaan, nasionalis, dan nilai kehidupan lainnya yang menambah keindahan ini dimulai dengan kilas balik latar belakang ayahnya Zainuddin yang memiliki gelar Pendekar Sutan. Ia dibuang 15 tahun ke Mengkasar akibat perbuatannya yang menewaskan Mamaknya. Ia pun jatuh hati pada kota Mengkasar dan menikah. Beberapa tahun kemudian lahir seorang anak laki - laki berbudi baik yaitu kecil ibunya Zainuddin meninggal dan ayahnya pun menyusul. Ketika sudah tumbuh menjadi dewasa, Zainuddin ingin pergi ke kampung halaman ayahnya yang sering didengar dari Mak Base. Tepatnya di Padang Panjang, dimana disana juga dikenal memiliki ilmu agama yang bagus. Akhirnya Mak Base mengizinkan ia kedatangannya, Zainuddin diterima dengan baik namun seiring berjalannya waktu, ia juga merasa diasingkan karena memiliki darah campuran. Ia pun berniat untuk pulang ke Mengkasar tetapi mengurungkan niatnya semenjak pertemuan pertamanya dengan Hayati dan berlanjut dengan surat sekali hubungan mereka tidak direstui oleh keluarga Hayati karena asal usul Zainuddin yang memiliki darah tak murni Padang dan miskin harta. Oleh karena itu Zainuddin dipaksa untuk pergi dari Dusun Batipuh dan ia pun pergi ke kota Padang Panjang. Tak lama kemudian Hayati dinikahkan dengan Aziz, kakak sahabatnya. Karena keluarga Aziz kaya raya dan terpandang, pinangan Zainuddin langsung dan kabar duka berpulangnya Mak Base membuat Zainuddin terpuruk dan jatuh sakit. Setelah sembuh, ia pun bangkit dan pergi ke Jawa lagi bersama sahabatnya Muluk untuk membuka memulai hidup baru. Pada akhirnya Zainuddin menjadi penulis yang terkenal dengan menggunakan nama samaran “ Z ” pada tengah kejayaannya, datang kembali sosok dari masa lalu yaitu Hayati yang pindah ke Surabaya bersama Aziz karena ekonomi yang terpuruk. Mereka pun menumpang di rumah Zainuddin. Karena merasa malu akan kebaikan Zainuddin, Aziz merasa tidak layak dan bunuh diri meninggalkan Hayati. Hayati dan Zainuddin diambang pilihan terberat dalam hidup mereka dan Zainuddin memutuskan untuk menolak cinta dipulangkan keesokan harinya dengan Kapal Van der Wijck. Di saat Hayati meninggalkan pulau dengan kapal, Zainuddin pun menyesal dan kembali namun sayang kapal tersebut dikabarkan tenggelam. Hayati yang tidak terselamatkan membuat hati Zainuddin hancur sampai membuatnya sakit - sakitan dan segera menyusul yang berjudul “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijck “ ini memiliki banyak keunggulan. Walau memiliki tema romansa, buku ini ternyata juga menyisipkan adat istiadat yang ada di salah satu daerah di Indonesia. Tidak hanya itu, penulis juga menambahkan ilmu keagamaan yang ia anut. Menurut saya hal tersebut adalah gaya menulis yang unik sehingga menjadi keunggulan karena memberi ilmu juga kepada pembacanya. Pesan moral yang diberikan secara tersirat maupun tersurat juga dapat disampaikan kepada pembaca dengan yang terdiri dari 28 bab ini memiliki sampul buku yang menarik karena komposisi warnanya yang bagus dan kualitas kertas sampul bukunya juga tergolong baik. Kertas pada buku ini juga tebal dan berwarna putih keruh yang cocok dengan tema buku serta menambah keestetikaan. Keunggulannya yang terakhir, cerita ini dikisahkan secara maju atau alur maju sehingga pembaca mudah memahami alur memiliki banyak keunggulan, tidak berarti buku ini tidak memiliki kekurangan. Buku ini memang memiliki cerita yang membuat para pembaca penasaran, namun jarak cerita untuk mencapai klimaks terlalu lama sehingga pembaca cenderung lebih dulu merasa bosan. Adapun kekurangan pada gambar di setiap bab berwarna hitam putih. Hal itu merupakan kekurangannya karena gambar tidak jelas sehingga pembaca harus berasumsi buku ini terdapat banyak pesan moral yang didapatkan yaitu perilaku, usaha, dan tekad tidak akan mengecewakan diri kita namun diantara semua itu, kita juga harus ingat kepada Tuhan untuk mewujudkan semua itu. Amanat lain yang didapatkan yaitu jangan sampai sesuatu dapat memisahkan cinta walaupun itu adat maupun dari orang lain karena cinta yang bahagia hanya berdasarkan ini direkomendasikan untuk masyarakat heterogen karena membahas topik yang luas. Walau buku ini ditulis tahun 1938, kisah ini masih relevan dengan kehidupan kita sehari - hari tentang suku, agama, dan adat istiadat. Lebih tepatnya, buku ini disarankan untuk remaja SMA karena pembahasan dan kebahasaan yang dipakai cukup luas dan sulit sehingga lebih cocok untuk remaja SMA hingga PUSTAKA Hamka. 2017. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Jakarta Gema Insani. Muhammadiyah, Suara. 2019. “Buya Hamka di Antara Adat, Sastra, dan Agama”, diakses pada 27 September 2021 pukul Lihat Fiksiana Selengkapnya Ilustrasi Cover Novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" Karya Hamka Cetakan ke-16 Sumber dokumen pribadi.a. Judul Buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijckb. Penulis Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullahc. Tebal Buku 224 halamand. Penerbit PT. Bulan Bintange. Cetakan Cetakan ke-16 1984f. Tahun Terbit 1938 Cetakan ke- 1g. Harga Buku Kapal Van Der Wijck merupakan sebuah novel karya ulama dan sastrawan terkenal yang disebut Buya Hamka. Novel ini mengisahkan tentang kisah cinta antara Zainuddin dan Hayati yang tidak bisa bersatu dikarenakan persoalan adat-istiadat Minangkabau dan perbedaan kasta yang menghalangi kisah cinta mereka. Kisah cinta mereka ini pun berakhir dengan ditandainya peristiwa tenggelamnya kapal Van Der Wijck tersebut. Novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1938 dan terus dicetak ulang sampai sekarang. Karena novel ini selalu mengalami cetak ulang dan berhasil menarik perhatian masyarakat, seorang sutradara kondang bernama Sunil Soraya mengangkat novel ini menjadi sebuah film layar lebar pada 19 Desember ini mengisahkan seorang pemuda bernama Zainuddin yang memiliki darah campuran. Ayahnya bersuku Minangkabau sedangkan Ibunya bersuku Makassar. Di Makassar ia dianggap sebagai keturunan Minangkabau. Hidup Zainuddin dipenuhi dengan kepahitan. Ayahnya membunuh Ibunya karena Ibunya selalu memoroti harta Ayahnya. Tidak lama dari sepeninggal Ibunya, Ayahnya pun menyusul ibunya dikarenakan sakit-sakitan. Zainuddin pun menjadi anak yatim-piatu. Kemudian, Zaenuddin pergi ke kampung halaman Ayahnya di Minangkabau. Akan tetapi, kehadirannya tidak diterima oleh masyarakat Minangkabau karena ia memiliki darah campuran. Dengan berat hati, Zainuddin pergi ke suatu daerah bernama Batipuh Kota Padang Panjang. Disitulah ia bertemu dengan seorang gadis bernama Hayati. Gadis yang dikenal dengan parasnya yang cantik dan berbudi baik. Disinilah timbul rasa cinta antara Zainuddin dan Hayati. Kisah cinta mereka tidak direstui oleh keluarga Hayati dikarenakan perbedaan kasta dan adat-istiadat mereka. Pedih hati Zainuddin tidak hanya sampai disitu, Hayati dijodohkan dan menikah dengan lelaki bernama Aziz yang berasal dari keluarga kaya raya dan masih sesuku dengan Hayati. Zainuddin dengan hati yang kecewa kemudian memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa tepatnya di Surabaya bersama Muluk sahabatnya. Disinilah Zaenuddin meraih kesuksesannya dan menghasilkan banyak karya. Singkat cerita, Hayati dan Zaenuddin dipertemukan kembali namun dalam kondisi yang berbeda. Kondisi rumah tangga Hayati dan Aziz berantakan, belakangan diketahui bahwa Aziz bangkrut karena hobinya yang suka mabuk-mabukkan dan berjudi. Aziz pun menyadari akan dirinya yang sudah diambang kemiskinan, ia menyerahkan Hayati kepada Zainuddin. Aziz pun memutuskan untuk melakukan bunuh diri di sebuah hotel. Mendengar hal itu, hati Hayati sangat sedih. Akan tetapi, Zaenuddin tidak bisa menerima Hayati kembali dikarenakan rasa sakit hati yang pernah dideritanya. Dipulangkanlah Hayati ke kampung halamannya di Minangkabau menggunakan kapal mewah Belanda yang bernama kapal Van Der Wijck. Dalam perjalanannya menuju Minangkabau, kapal tersebut tenggelam dan menewaskan Hayati. Mendengar hal tersebut, Zaenuddin merasa menyesal menyuruh Hayati balik ke kampung halamannya. Sampai setiap hari, ia berziarah ke kuburan Hayati. Zaenuddin pun menyusul Hayati setahun kemudian dikarenakan sakit-sakitan. Zaenuddin meninggalkan harta yang berlimpah dan sebuah hikayat cinta yang ia tulis, berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Makam Zaenuddin terletak di sebelah wanita yang dicintainya yaitu Hayati. Berakhirlah kisah cinta mereka bagaikan sepenggal lirik dalam sebuah lagu yakni “ku di liang yang satu, ku di sebelahmu”.a. Membuat pembaca terhanyut dan merasakan cerita yang ditulis oleh Terdapat beberapa pelajaran yaitu mengenai pengertian cinta suci bukan hanya kepada manusia saja namun terhadap tanah kelahiran, hukum adat-istiadat, dan Mengajarkan nilai-nilai Terdapat unsur keagamaan dan menjadikan novel ini sebagai salah satu media dalam mengkritik masyarakat yang tidak suka dengan hukum Novel ini dapat dilihat dari perspektif sastra, sejarah, sosial, dan Novel ini diangkat ke layar lebar dikarenakan Meskipun sudah cetakan ke-16 gaya bahasanya masih belum sempurna meskipun sudah disesuaikan dengan EYD pada saat Banyak menggunakan bahasa daerah sehingga para pembaca kurang dapat Adat-istiadat yang diceritakan dalam novel ini tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yakni seharusnya semua manusia berhak mendapatkan cinta, pengakuan, dan kasih sayang yang tulus dari hati seseorang adalah cinta yang tidak perlu saling memiliki dan dalam hidup kita harus mempunyai tujuan atau motivasi hidup sehingga tidak mudah dikalahkan oleh masalah yang Ratu Oasis, Mahasiswa Semester 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengarang BUYA HAMKAPenerbit PT. Bulan BintangTahun Terbit 1984Tempat Terbit JakartaTebal 140 Halaman/28 BabSinopsis Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijckNovel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini mengisahkan tetang cinta, adat, keturunan, dan kekayaan. Semua itu masuk dalam kisah yang dibungkus oleh BUYA HAMKA dalm novel Tenggelmanya Kapal Van Der Wijck ini. Kisah cinta abadi dari Zainuddin dan Hayati yang tak lekang oleh waktu, tak terpisah oleh dunia dan pincangnya adat di negeri Minang. Minang kabau sebagai salah satu suku yang memegang tegus adat dan tradisi. Keturunan dan kekayaan menjadi Juga Sinopsis novel bidadari bidadari surgaRingkasan Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijckCinta suci Zainuddin untuk Hayati terhalang oleh keturunan dan kemiskinan. Zainuddin yang merupakan keturuna campuran Minang dan Bugis tidak mendapat pengakuan sebagai suku Minang asli, karena ibunya bersuku Bugis. Cinta mereka pun terhalang dan Hayati menikah dengan Aziz, seorang Minang asli dan kaya. Zainuddin setia dan tetap hidup dengan dirinya dan karya-karyanya. Zainuddin pindah ke Pulau Jawa bersama bang Muluk sahabatnya dan menemukan titik kesuksesan disana Surabaya. Hayati dan Aziz akhirnya berpisah, Aziz mati bunuh diri dan Hayati yang demawan tidak ingin melihat Hayati menderita, meskipun Hayati telah menjadi janda, Zainuddin tidak menikahi diminta untuk pulang ke Padang menaiki kapal Belanda termewah yaitu Kapal Van Der Wijck yang berlabuh ke laut Andalas. Hingga saatnya tiba Hayati pulang dan tak kembali lagi seiring dengan kecelakaan yang menenggelamkan Kapal Van Der Wijck tersebut. Nyawa Hayati tidak dapat Juga Kumpulan Resensi NovelZainuddin merasa menyesal atas keputusannya menyuruh Hayati kembali ke Padang. Setelah hayati meningeal dalam peristiwa itu, Zainuddin setiap hati mendatangi kubur Hayati, ia hidup dalam baying cintanya yang tetap ada dihatinya, Zainuddin semakin rapuh dan sakit-sakitan, Zainuddin yang terkenal dengan karya-karya hikayatnya kini telah tenggelam bersama bayang dan angan bersama setahun kemudian Zainuddin menyusul hayati kea lam abadi. Zainuddin meninggalkan harta benda melimpah dan karya-karya sastranya yang indah. Saat maut menjemputnya Zainuddin menyelesaikan kisah hikayat cintanya bersama Hayati dalam tulisan terkahirnya yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Zainuddinpun di kubur bersama angan dan cintanya yang abadi di samping kubur Hayati sang kekasih Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijckNovel ini mengembangkan jiwa, menjadikan pembaca merasa berada langsung pada periode dan tempat yang ada dalam novel. Buya Hamka membawa pembaca pada periode saat Indonesia masih berada dalam dunia penjajahan. Dibalut dengan kisah cinta yang suci begitu menghaluskan jiwa. Buya Hamka menggambarkan Negeri Padang dengan begitu indah dan NovelNovel ini meskipun telah di cetak ulang sebanyak 16 cetakan, gaya bahasanya telah disempurnakan sesuai dengan EYD, namun tetap saja basahanya masih belum sempurna. Begitu juga dengan adat yang diceritakan dalam novel ini sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, manusia yang berhak mendapat mendapat cinta, pengakuan, dan Juga Resensi Novel Laskar PelangiManfaat NovelManfaat yang dirasakan saat membaca novel ini adalah mampu membuat pembaca kembali mengingat sejarah Indonesia pada era sebelum kemerdekaan.

resensi novel tenggelamnya kapal van der wijck